Ini bapak ibu rayya. Tanpa mereka, rayya tak bisa lahir kan. Entah-lah belum nyandak ilmunya dik yaya, bicara ini, pokoknya sudah jadi aja.
Di pembicaraan keluarga kami, rayya termasuk bayi paling mahal dibanding kakak-kakaknya. Intermezo dikit, konsekuensi bapaknya bungsu, semua keponakan panggilnya dik yaya. Bayangkan kalo ada ponakan lebih tuaan rayya, dia tetep bilang mas atau mbak. Tapi ga masalah lah ya.
Ngomong-ngomong soal bayi mahal? Sebenarnya ibunya, kepenginnya alamiah kayak ibu-ibu jaman dulu. Namun banyak faktor yang kayaknya ga begitu mendukung. Salah satunya dokter kandungannya, yang telah judge, mending sesar aja mbak, tapi ya kalo mau coba normal silakan, tapi itu dua kali kerja lho. Ya kalo langsung bisa ceprot, kalo ditengah jalan mandeg.
Beresiko? Bagi kami orang tua baru, jelas khawatir, satu pilihan yang harus diputuskan menyangkut hidup jabang bayi tentunya. Saking bingungnya, mutusinnya dengan ganjil-genep, pake jari, hehehe, nggak ding, keputusannya dengan musyawarah dan mufakat. Teori sih normal, tapi prakteknya walahu alam. Ga ada kata demokrasi, dalam keputusan ini. Semuanya seperti tangan besi, keputusan dokter ahli, ibunya arif itu.
Kayak pindah kost saja waktu itu, tidak ada keriuhan, dan ketegangan. Seperti naik mobil kenceng, terus ada kereta lewat….(seperti di iklan ), nyante aja, jalan timplak timpluk, di rumah bersalin, nginep semalem, paginya dibangunin, Ayo buk anaknya dikeluarin, walalala….
Ada yang berkecamuk sebenarnya di hati ini, kenapa operasi menjadi kelaziman. Apa dokter sekarang, pada ga mau susah kah? Atau memang ada pergeseran lain, sehingga semua calon bayi sekarang ini beresiko kalo lahir normal. Toh orang jaman dulu lahir normal juga banyak, bahkan bisa sampe 12 orang- 20 anak. Emosi ik…..
Bayangkan, keputusan UMK lewat SKB 4 menteri, ga bakalan cukup buat ongkos anaknya buruh lahir operasi. mau dikemanakan anak turun buruh, (bidan to yo yo...)
Lawan!!!, lawan rejim penindas rakyat!!!...
Lawan-lawan-lawan yang menang….
Hancurkan rejim penindas rakyat…...!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar