Kamis, 01 Januari 2009

Trip to bali (1)



Ke Bali membawa kisah tersendiri bagi rayya,karena baru kali ini setelah berumur 21 bulan aku bisa nyebur langsung ke laut.

Dan kali ini nggak tanggung-tanggung,pantai yang pertama dicemplungi adalah Tanah Lot di Pulau Bali.Gak tau karena Bapak ama Ibu yang gak sempet atau memang kota Semarang miskin pantai yang Indah ya……
Critanya setelah capek menempuh perjalanan hampir 23 jam,ibukku mengusulkan sama Budhe agar esok hari, jalan-jalannya siang-siangan aja dan gak usah terlalu jauh dulu biar anak-anak gak kecepekan.Jadilah siang bolong hampir jam 12-an siang waktu WITA kita semua nyampe di tanah Lot,tanggal 26 Desember 08.Kebayang gimana panasnya tuh…Bapak dan ibuku pertama tamanya emoh ngajak aku deket-deket ama air.cuman duduk-duduk aja di bawah pohon.

Nah mungkin ini memang sudah saatnya aku nyebur air laut kali ya… ada aja kejadian yang mengajakku bersentuhan dengan air.Mulai dari aku yang tiba –tiba aja Pup alias eek dipampers…(Wek…baunya…)terpaksa deh harus ke toilet untuk dibersihkan dan berbasah basah dengan air.Nah setelah pemanasan itu, ke empat kakak sepupuku yang sudah heboh dengan ombak pantai mulai manggil manggil dan nyipratin air laut ke mukaku.”Rayya-rayya…..ombak ya…wah airnya banyak ya….” Githu seruan dari Mas Bintang. Wih asyiknya….segerrr………….. panas panas kena air.Jadinya aku sibuk nglesot minta turun ke air.Ibukku deh yang akhirnya gak bisa berkutik.Tergopoh gopoh megangin aku agar aku nggak terlalu basah kena air dan akhirnya mengiklaskan anaknya bermandi air laut disiang bolong yang terik bahkan pake acara berguling-guling di pasir pantai nya segala mana gak pake baju renang lagi.

Hehhe….Gagal deh rencana Ibuku yang mungkin pengin membuatku tetep paling Putih diantara sepupu-sepupuku yang lain.(maaf ya buk…… )

Selasa, 16 Desember 2008

rencana liburan ke Bali


ardiyansyah harjunantio: tgl 25 kami jadi berlibur ke bali
ardiyansyah harjunantio: berapa lama waktu ideal perjalanan semarang ke bali
wawan laksana: perjalanan darat lalulintas normal (bis Patas) 15 jam
ardiyansyah harjunantio: kalo di jateng jalur masihtahu...
ardiyansyah harjunantio: tp keluar jateng rute mana yang paling gampang ya
wawan laksana: lewat solo-madiun-jombang-mojokerto bablas gempol-pasuruan
wawan laksana: rasah lwt suroboyo menghindari lumpur lapindo
ardiyansyah harjunantio: oh berarti ora lewat jalur suroboyo?
ardiyansyah harjunantio: kuwi berarti jalur selatan ya
wawan laksana: ojo lewat suroboyo, sakbare mojokerto ono dalan langsung gempol lwt mojo agung jenenge, plang penunjuk ke arah malang
ardiyansyah harjunantio: gempol. kuwi jeneng opo
ardiyansyah harjunantio: kabupaten opo tol?
wawan laksana: ujunge tol suroboyo gempol
ardiyansyah harjunantio: dalane apik?
wawan laksana: secara umum jawa timur dalane luwih apik timbang jateng
ardiyansyah harjunantio: oke
wawan laksana: iku juga emang jalur utama kok
ardiyansyah harjunantio: setelah pasuruan....menujuu banyuwangi lewati mana aja
wawan laksana: pasuruan-bojonegoro-situbondo-pasir putih-penyebrangan
wawan laksana: siapno KTP nang penyebrangan
wawan laksana: mlebu eil bali ketat
ardiyansyah harjunantio: peak week ya tanggal 25 itu, kemungkinan kepadatan ada gak di jalur penyeberangan
wawan laksana: lha iku bisa molor 3 - 4 jam
wawan laksana: biasane mobil penumpang diutamakan
ardiyansyah harjunantio: aku nyetir dewe rencanane
ardiyansyah harjunantio: kalo mobil pribadi?
wawan laksana: mob pribadi iku kan mobil penumpang juga
ardiyansyah harjunantio: oooo
ardiyansyah harjunantio: mbayare piro numpak feri
wawan laksana: lha iku aku ra iso kasih info
wawan laksana: suwe ra numpak ferry je...
ardiyansyah harjunantio: wah la kiro2 to ben iso jagan2
wawan laksana: diitung ae per/orang 7.500, mobil 100.000
ardiyansyah harjunantio: oh gitu
ardiyansyah harjunantio: oke
ardiyansyah harjunantio: yen tekan bali wis gampang po jek angel jalure
wawan laksana: bali relatif gampang, papan penunjuk jalan jelas
ardiyansyah harjunantio: ic'
wawan laksana: mlebu Denpasar mau ke Sanur agak bingung sing rung apal dalan
ardiyansyah harjunantio: oke, thanks....

Rabu, 10 Desember 2008

CAPI….CAPIII !!!


HARI raya kurban tahun ini, berbeda dengan tahun lalu. Jika waktu itu, yaya masih kecil. Cuma digendong, dan mungkin belum tahu, apa itu yang berwarna putih, gedhe. Atau yang kecil seringnya warna coklat, berjenggot, suaranya mbeeeekkk….

Sekarang, hampir dua tahun, ia sudah bisa mengenal mana kambing, mana tapi…(baca :sapi ). Minimal, sapi dan kambing di masjid hibah, mendiang mbah kakungnya. Malam minggu, sudah datang satu sapi…antusiasnya bukan main. Ambil sandal karet birunya minta dipakein. Terus menuju rak sepatu, ambil sendal karet bapaknya. Yuk alan…alan …..(baca: yuk jalan-jalan)

Lantas gandeng bapaknya turun ke masjid. Tujuan nya tak lain, seekor binatang besar berwarna putih, asal grobogan itu. Tapi-tapiiiii…. Teriaknya sambil melonjak-lonjakkan tubuhnya mendatangi sapi. Namun, dirinya tetap ga berani mendekat karena dipegangi bapaknya yang takut, anaknya dimakan sapi….hiiii

Satu hari kemudian datang rombongan kambing, mbbeeeekkkkk…………….., rayya sempet mengulang-ulang sambutan si kambing, dengan mbeeekkk, mudah bukan. Tanpa konsonan tegas dan sulit, seperti es, atau er, yang memang sulit diucapkan dirinya.

Satu malam menjelang upacara persembahan, bukanlah sesuatu yang dinantinya. Tapi sesiangan, ia kerap bolak-balik , naik turun sama mbak dan mas, atau kadang sama ibunya. Sampe baunya prengus.

Lebaran kali ini, ilmunya tambah, ia bisa main tebak-tebakkan, sapi bunyinya… moooohh, kambing…mbeeeek, ayam….petok-petok, diulang-ulang sampe bosen mungkin, kalo ditanya lagi diem ga mau jawab.

Usai simbolisasi persembahan-kurban ismail kepada Allah, rayya sudah tidak menemukan binatang-binatang itu di teras halaman masjid…..

Dia juga tidak tahu, kalu daging kenyal binatang itu, udah disantapnya tiap hari, jadi tongseng, jadi gule, jadi sop, dan sedang dalam proses menjadi nugget beef.

Tapi kedatangan kambing dan sapi, membawa hikmah baginya, mendengar suaranya dan rupa binatangnya. Kapan nih bawa hayimau dan Gajah bapak….???!!!!

Jumat, 05 Desember 2008

Nisa, Tami dan Mbak Titi




Foto disamping ini namanya mbok-e sama mbak tami. Dua orang inilah yang sangat berjasa nemenin rayya. Cuma, sayangnya, itu mbok-e mas bintang sama mbak anin. Jadi rayya, Cuma sebentar-sebentar digendong sama mbok-e.

Yang sering ya sama mbak tami, Cuma sekarang mbak tami sudah ke jakarta, ikut om-nya di perusahaan kaos kaki katanya, usai lebaran lalu. Pilihannya sudah ga bisa ditawar lagi sama ibunya rayya. Soalnya, selain ingin memperbaiki nasib, gak ingin mentok cuma jadi pembantu rumah tangga, tapi juga pengin tahu jakarta dan nambah pengalaman hidup.

It’s oke, rayya sendirian lagi, jika dulu ditinggal mbak nisa waktu masih bayi, rayya ga begitu inget. Tapi ditinggal mbak tami, rayya, kadang masih nyebut-yebut tami-tami. Seringkali dia nunjuk-nunjuk kamarnya yang biasa untuk tidur tami, dan berujar, tami-tami. Kalo liat foto ada tami, juga masih kenal dan nyebut nama.

Orang tua rayya sempet kalang kabut, usai lebaran ga ada yang membantu nemenin rayya. Si bapaknya sempet ngalah selama satu bulan kalau ga salah, jadi temennya rayya setiap jam –setiap waktu, untungnya rayya sudah agak nalar, jadi ga terlalu susah. Agak berat memang, mandiin pagi, sarapan, menidurkan, bangun siang , maem siang, tidur lagi, bangun sore, mandiin sore, makan sore. Bener-bener tersita habis, pufh…..

Tapi alhamdulilah rayya malah gemuk lho boy, sejak berpindah tangan. Santapan selalu habis bis, dilahap rayya. Cuma ya itu, ga mungkin diteruskan lah, karena om agus sudah nyindir-nyindir, koyo wong kendal….(konon cerita banyak orang lelaki di kendal, merawat anaknya sendiri, sementara istrinya jadi TKI). Wong ini juga namanya darurat kok, gus.

Selang beberapa hari datang mbak Titik, track recordnya memang yahud. Wanita asal banyumas ini memang sudah terbukti pengalamannya sejak ikut budhe yaning di jepara. Cekatan, trampil dan trengginas urusan dapur sama momong rayya. Tapi ya itu, nilai transfernya tinggi, dan bisa merusak harga pasaran. Tapi impaslah ya, dengan profesionalismenya, sebagai PRT.

Disaat rayya sudah mulai kenal, dan mulai panggil-panggil mba titi, melupakan tami, satu bulan kemudian, terpaksa harus hengkang. Bukan dipecat kayak bambang nurdiansyah menendang 8 pemain PSIS, namun, katanya dia rindu anaknya di kampung. Duh, opsi sebulan sekali pulang ke rumah ga mungkin dilakukannya, dan , akhirnya……kami melepas kepergian mba titi, tanpa bisa berbuat apa-apa. Hiks,

Rayya kembali sepi, kalimat sapaan dari mulut mungil itu, mbak titi, mbak titi…lambat laun mulai jarang keluar….

Susah tidur



Sebenernya sih susah tidur banyak orang mengalaminya. Paranoid, karena stres, pusing, mumet mikirin kebutuhan. Akibatnya orang akhirnya jatuh sakit , males kerja, terus badannya nggreges-nggreges.

Namun, Susah tidurnya yang ini, bukan karena sebab diatas, tapi ya karena orangnya susah tidur. Rayya misalnya. Untuk bobok sesuai jadwalnya sekarang susahnya minta ampun. Harus mimik dululah, atau pura-pura pipis, kebelet pup, bahkan harus sembari nongkrok di jalan dulu. menyibukkan diri lah.

Ga tau nih, barangkali resistensi-nya terhadap kebiasaan tidur sesuai jadwal yang wajib dilakukannya sebagai anak kecil. Perjuangannya melawan kewajiban tidur baru berhasil, jika yang momong akhirnya ketiduran, atau menyerah menidurkan.

Paling gampang nih dia tidur diatas motor, atau mobil saat sedang melaju, tapi ya apa harus gitu setiap hari, kan enggak ya. Boros di bensin , hanya cuma mau nyubsidi rayya tidur.

Tapi kadang-kadang dia paling gampang tidurnya. Indikasinya: jika anda melihat dia mendengus-ndeguskan hidungnya ke pakaian, rambut kepala, dan kulit yang ada rambutnya. Itu berarti sudah mulai pudar semangatnya. Alamat sudah ngantuk. Pasti dengan gampang, supermudah- menidurkan di kasur. Tapi tunggu dulu, saat sudah lemah gitu, jangan sekali-kali mencoba-coba membunyikan sesuatu yang aneh, atau memperlihatkan sesuatu yang menarik pada dirinya. Rayya akan langsung jenggelek- mak jleg - ilang ngantuknya. Itu yang harus dihindari bagi anda-anda yang mau momong rayya.

Aneh memang , mungkin aura rayya yang dasyat, seringkali membuat orang yang momong dirinya, lebih dulu cepet tidur. Sering kali karena salah target justru, sang pemomong ditepuk-tepuk rayya, banun-banun…(terjemahan bebas: bangun-bangun!!!)

Tercatat, orang-orang yang sering menjadi korban kasus tertidur duluan, yakni, mbah putri, niatnya nidurin rayya, seringkali justru ditinggal rayya main, karna udah merem duluan. Ibunya, ini yang selalu menjadi korban tersedot kesadarannya oleh kekuatan rayya.

Btw, tidur bagi anak kecil itu bagus lho dik rayya, katanya pak dokter sih bagus untuk pertumbuhan otak, dan membuat stamina tubuh terjaga. Badan sehat, tenaga kuat.

Kamis, 04 Desember 2008

Bayi mahal


Ini bapak ibu rayya. Tanpa mereka, rayya tak bisa lahir kan. Entah-lah belum nyandak ilmunya dik yaya, bicara ini, pokoknya sudah jadi aja.

Di pembicaraan keluarga kami, rayya termasuk bayi paling mahal dibanding kakak-kakaknya. Intermezo dikit, konsekuensi bapaknya bungsu, semua keponakan panggilnya dik yaya. Bayangkan kalo ada ponakan lebih tuaan rayya, dia tetep bilang mas atau mbak. Tapi ga masalah lah ya.

Ngomong-ngomong soal bayi mahal? Sebenarnya ibunya, kepenginnya alamiah kayak ibu-ibu jaman dulu. Namun banyak faktor yang kayaknya ga begitu mendukung. Salah satunya dokter kandungannya, yang telah judge, mending sesar aja mbak, tapi ya kalo mau coba normal silakan, tapi itu dua kali kerja lho. Ya kalo langsung bisa ceprot, kalo ditengah jalan mandeg.

Beresiko? Bagi kami orang tua baru, jelas khawatir, satu pilihan yang harus diputuskan menyangkut hidup jabang bayi tentunya. Saking bingungnya, mutusinnya dengan ganjil-genep, pake jari, hehehe, nggak ding, keputusannya dengan musyawarah dan mufakat. Teori sih normal, tapi prakteknya walahu alam. Ga ada kata demokrasi, dalam keputusan ini. Semuanya seperti tangan besi, keputusan dokter ahli, ibunya arif itu.

Kayak pindah kost saja waktu itu, tidak ada keriuhan, dan ketegangan. Seperti naik mobil kenceng, terus ada kereta lewat….(seperti di iklan ), nyante aja, jalan timplak timpluk, di rumah bersalin, nginep semalem, paginya dibangunin, Ayo buk anaknya dikeluarin, walalala….

Ada yang berkecamuk sebenarnya di hati ini, kenapa operasi menjadi kelaziman. Apa dokter sekarang, pada ga mau susah kah? Atau memang ada pergeseran lain, sehingga semua calon bayi sekarang ini beresiko kalo lahir normal. Toh orang jaman dulu lahir normal juga banyak, bahkan bisa sampe 12 orang- 20 anak. Emosi ik…..

Bayangkan, keputusan UMK lewat SKB 4 menteri, ga bakalan cukup buat ongkos anaknya buruh lahir operasi. mau dikemanakan anak turun buruh, (bidan to yo yo...)

Lawan!!!, lawan rejim penindas rakyat!!!...
Lawan-lawan-lawan yang menang….
Hancurkan rejim penindas rakyat…...!!!

Utik-utik Upil




Agak gak pas ya, kalau dibahasakan indonesia, mencari-cari kotoran hidung, terlalu baku, en bertele-tele. tapi kalo kita pake prokem nya pas, NGUPIL.

Rayya ini memang sudah sekitar sepekan ini, molor umbelnya, naik turun-kadang gobres di pipi kalo ga ketahuan. Maklum belum bisa sentrap-sentrup. Jadi harus dibantu ibunya: dengan cara disedot pake mulut, atau di-lap pake tisu.

Kalu dulu waktu bayi, sih, sepertinya menyiksa ya, karna jadi susah napasnya terutama saat ngedot. Alhamdulilah, udah besar, barangkali sudah bisa ngatur sendiri napas pake hidung atau mulut, kalo lagi pilek.

Nah, ada kebiasaan baru darinya, kalo bangun tidur , sudah mandi. Yakni nongkrong di depan tv, tanpa sengaja dia pegang tuh dua lubang hidung secara bergantian. Naluriah barangkali, karna toh sepertinya ga ada yang ngajari ngupil toh. Naluriah? Sama halnya, dengan mimik Asi, survivalnya si bayi, wallahu alam bi sawab. Sebab ga mungkin ada sinetron yang artisnya, lagi ngupil toh, atau mosok ada satu sekuel tom & jerry lagi nyari kotoran hidung. Kayaknya enggak deh, murni naluri dirinya, survival untuk nyaman dan enak saja, sama halnya garuk-garuk, atau kentut.

Tapi yang jelas, Rayya, jadi tahu bagaimana melancarkan napas, dari gangguan umbel yang mengering, di sela-sela lubang hidungnya.

Cepet sembuhh ya pileknya....